Pangandaran berduka, Kehilangan patung karya seniman Maestro indonesia : Patung Tiga Ikan
Bagi yang biasa melintas di bundaran Pangandaran pasti sudah terbiasa dengan patung tiga ikan yang sudah sejak tahun 1980-an menghiasi bundaran pangandaran, dan merupakan ikon kota pangandaran yang merupakan kota pantai.
Namun dengan dibongkarnya patung tersebut kita sebagai
masyarakat tentunya merasa kehilangan, kehilangan sebagai ikon kota dan
kehilangan karya seni sang mestro indonesia. Dan tidak hanya masyarakat saja
yang kehilangan bahkan sang maestro pembuat patung tersebut Nyoman Nuarta,
pematung tersohor Indonesia, mengaku kecewa setelah patung ikan karyanya
dirobohkan oleh pemerintah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Patung Ikan yang berada di bundaran Kota Pangandaran
dirobohkan pada Kamis (06/07) lalu. Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata,
mengatakan pembongkaran dilakukan lantaran patung tersebut hendak diganti
patung baru yang menunjukkan semangat Pangandaran yang 'maju dan sedang membangun'.
Patung tiga ikan di bundaran Pangandaran sudah rata dengan tanah |
Menanggapi perobohan itu, Nyoman Nuarta mengaku kecewa.
"Ya jelas kecewa, siapa yang tidak kecewa. Tidak ada
yang kasih tahu, tiba-tiba ada orang yang kirim gambar ke saya. Ternyata itu
patung saya. Itu sudah lama, 1970-an atau 1980-an, awal-awal sejarah saya
sebagai seniman," kata Nyoman
Perupa yang dikenal melalui karya-karyanya, antara lain
melalui Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali dan Patung Jalesveva Jayamahe di
Surabaya, meyayangkan bupati Pangandaran tidak berkomunikasi dengannya sebelum
merobohkan patung ikan.
"Tentu sebagai etika, apalagi sebagai orang Timur, kalau
mereka sudah tidak berkenan dengan patung itu, sebaiknya ceritakan ke
senimannya. Karena saya masih hidup. Ini kan nggak bilang-bilang,
tiba-tiba dibongkar," ujar Nyoman.
"Kalau pak bupati bosan, bisa diberitahu ke saya dan
saya akan bongkar dan bawa ke galeri saya," tambahnya.
Nyoman Nuarta mengatakan Kabupaten Pangandaran sejatinya
merugi dengan dibongkarnya patung ikan yang merupakan simbol kekayaan sumber daya
alam Pangandaran.
"Memang itu bukan milik saya, milik mereka. Tapi mereka
kehilangan aset. Sori ini, patung saya harganya miliaran. Mereka membuang
begitu saja," cetusnya.
Ketidaktahuan
Kepada BBC Indonesia, Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata,
mengklaim dirinya tidak tahu bahwa patung ikan di bundaran Pangandaran
merupakan karya Nyoman Nuarta.
"Kita nggak ada referensi, nggak ada
yang ngasitau itu karya siapa. Yang ada di situ hanya ada keterangan
dari PT Djarum. Setelah dibongkar, baru ada komplain itu karya pak Nyoman
Nuarta."
"Kita juga kaget, tapi sudah terjadi. Tentu saya juga,
atas nama pemerintah dan masyarakat, mohon maaflah kepada beliau. Sama sekali
tidak tahu. Kalau kita tahu karya beliau, kita geser ke mana atau konsultasi ke
beliau," papar Jeje.
Mengapa patung ikan itu dibongkar? Jeje mengatakan patung itu
tak lagi cocok dengan kondisi Pangandaran saat ini, yang empat tahun lalu
memekarkan diri dari Kabupaten Ciamis.
"Patung yang di sana itu dibangun 1987 atau 1988. Kita
melihat sudah nggak pas dengan kondisi sekarang. Itu kan dulu
(Pangandaran) masih bergabung dengan Kabupaten Ciamis."
"Kita sebagai kabupaten baru ingin menata beranda depan,
tentu dengan menunjukkan semangat Pangandaran yang maju dan sedang
membangun," ujarnya.
Ditanya bagaimana bisa menilai bahwa patung itu sudah tidak
pas dengan kondisi saat ini, Jeje menjawab penilaian itu bukan datang dari
dirinya. "Bukan kata saya, kata masyarakat harus dibangun lebih bagus.
Disesuaikan dengan kondisi sekarang. Masyarakat memandang ini kurang pas."
Dalam hal ini yang patut kita pertanyakan adalah masyarakat
yang mana yang mengatakan kurang pas, padahal menurut warga masyarakat patung
tersebut masih pas dan bukan dibongkar tapi diperbaiki sehingga akan lebih
terlihat bukan malah dibongkar dan dihancurkan begitu saja.
Sumber : BBC Indonesia http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40541117
0 komentar:
Post a Comment