Berkunjung ke rumah Batu Flintstones dikawasan Geopark Ciletuh Sukabumi.
Pernah mendengar tentang legenda
atau cerita Flintstones, atau ada yang sudah pernah menonton filmnya?
Flintstones adalah cerita fiktif
dari negeri Paman sam (Amerika Serikat) dengan tokoh terkenalnya adalah Fred,
Barney,Wilma, Betty Dan Dino. Kisah tersebut menceritakan peradaban pada jaman
batu dengan segala perkakasnya terbuat dari batu, baik itu tempat tidur kendaraan
dan semuanya berkaitan dengan batu.
Bapak Sujaya sebagai tetua adat berdiri di situs tugu batu cengkuk |
Namun kali ini saya bukan
bercerita tentang Flintstone yang berada di Amerika dan tokoh-tokoh yang ada
didalamnya, ceritanya berawal dari keikutsertaan saya dalam undangan acara
Amazing Geopark Adventure Tourism 2017 (AGAT) yang di selenggaran oleh dinas
pariwisata kabupaten sukabumi dan kementerian pariwisata. Sebagai undangan
untuk meliput acara dan mendokumentasikan acara tersebut. saya beserta rekan
yang lain hanya tinggal duduk cantik kemana mobil yang kami tumpangi melaju,
dan kami hanya mengikuti iteneary yang sudah panitia susun.
Kami dibawa menuju situs Cengkuk,
yaitu situs yang berupa peninggalan masa prasejarah dimana disana terdapat
beberapa bukti kehidupan pada masa lalu yang sampai saat ini masih menjadi misteri yang menarik untuk dipelajari.
Perjalanan ke situs Tugu cengkuk
sendiri sudah dapat dilalui menggunakan kendaraan roda 4, beberapa dari teman
di rombongan kami sangat antusias mengunjungi sisa-sisa peradaban megalitikum
tersebut. namun karena kami menggunakan mobil elf mini bus, perjalanan terhambat karena Mobil tidak dapat menanjak sehingga perjalan
menuju situs tugu batu cengkuk harus beralih menggunakan mobil bak terbuka,
dari sana kami merasa ini bakal menjadi perjalanan yang spectacular.
Dan kenyataan pun terjadi, lokasi situs Tugu Batu Cengkuk yang berada diatas perbukitan dan pegunungan, sehingga jalan yang kami
laluipun naik turun.
Selama perjalanan kami merasa berada dalam wahana Rollercoaster,Perut kami dan adrenalin kami di uni. Ketika ada tanjakan curam kami semua teriak , rasa tegang dan bahagia sampai ngakak di desa cikakak tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata. Sensasi yang luar biasa untuk pertama kalinya mengunjungi sisa-peradaban jaman megalitikum yang membuat kami penasaran dan semangat .
Selama perjalanan kami merasa berada dalam wahana Rollercoaster,Perut kami dan adrenalin kami di uni. Ketika ada tanjakan curam kami semua teriak , rasa tegang dan bahagia sampai ngakak di desa cikakak tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata. Sensasi yang luar biasa untuk pertama kalinya mengunjungi sisa-peradaban jaman megalitikum yang membuat kami penasaran dan semangat .
Jalan aspal yang berliku dan naik
turun tidak membuat kami menyerah, kami malah terpukau dengan landscape alam
sukabumi, pantas saja mendapat predikat sebagai kawasan Geopark ciletuh,
pemandangan yang luar biasa yang kami saksikan dari mobil bak sungguh “emejing”. Berada diatas ketinggian 1000
mdpl kami dapat melihat samudra hindia yang terbentang luas dengan warna
birunya yang menyatu dengan atap langit. Ditambah perbukitan hijau yang
menyejukan mata dengan sungai-sungai nya yang airnya mengalir diantara celah
bebatuan raksasa. Diantara bukit-bukit tersebut terdapat pemukiman penduduk
yang masih alami. Salah satunya adalah desa adat Sinar resmi.
Perjalanan kami akhirnya sampai juga
di desa cengkuk kecamatan Cikakak, Sukabumi. Disana kami disambut oleh warga
dan tetua adat yaitu Pak Sujaya, beliau menerima kami dengan ramah, dan
mempersilahkan kami memasuki rumah adatnya.
Disana kami banyak bertanya dan
mendengarkan cerita beliau mengenai situs Tugu Batu Cengkuk, itu sendiri. Menurut bapak Sujaya sebagai tetua di sana , situs tersebut adalah petilasan Prabu Siliwangi.
Yang merupakan raja dari kerajaan pajajaran. Setelah mendengarkan banyak informasi
dari beliau tentang situs tugu batu cengkuk kami semua merasa semakin penasaran rasanya ingin segera melihat seperti apa sisa-sisa situs megalitikum tersebut.
Akhirnya kami berjalan sekitar
500 meter dari rumah pak jaya melewati perkebunan cengkeh dan rumah warga
menuju hutan di balik bukit sana. Sepanjang perjalanan kami juga terkesima
dengan bangunan bangunan adat disana. Ada gubuk-gubuk kecil berbentuk segitiga
runcing dengan atap ijuk dari serat pohon aren dan kaki-kaki bangunan berbentuk
panggung, gubuk itu dinamakan Leuit atau
dalam bahasa indonesia adalah lumbung padi yang digunakan masyarakat pada jaman
dahulu.
Namun yang mebuat saya terkesan adalah bangunan adat tersebut masih lestari hungga saat ini, dan masyarakat disana masih menggunakan Leuit sebagai lumbung padi mereka yang aman dari hama tikus. Dan konon padi yang disimpan di Leuit akan bertahan lebih lama di banding di simpan dalam karung
Namun yang mebuat saya terkesan adalah bangunan adat tersebut masih lestari hungga saat ini, dan masyarakat disana masih menggunakan Leuit sebagai lumbung padi mereka yang aman dari hama tikus. Dan konon padi yang disimpan di Leuit akan bertahan lebih lama di banding di simpan dalam karung
Setelah berjalan naik turun bukit
dengan udara yang masih sangat segar akhirnya kami tiba di situs tugu batu
cengkuk. Mulanya kami hanya melihat batu setinggi 3,7 meter berdiri tegak
diatas tumpukan bebatuan yang laiinya. Jika diperadaban mesir kuno batu seperti
itu disebut obelisk. Keren sisa peradaban jaman dahulu yang masih ada di
indonesia khususnya di sukabumi.
Saya sangat terpukau dengan
peninggalan sejarah ini, kebudayaan masyarakat jaman dahulu ternyata keren, tidak puas hanya melihat tugu batu saja, saya memutuskan berkeliling disekitar
situs, dan ada yang menarik perhatian saya, sebuah batu yang menyerupai
Bathup, tempat mandi orang kaya jaman now yang biasanya ada di hotel hotel mewah
gitu. Menariknya batu yang menyerupai bathup itu memang merupakan batu yang di
duga kuat adalah tempat mandi raja pada jaman dahulu, ditambah lokasi
keberadaan Bathup yeng terbuat dari batu itu berada dengat air mancur yang mengalir
dicelah bebatuan di dekat tebing. Bentuknya sangat mirip dengan Bathup jaman
now. Ada lubang pembuangan air dan penyumbatnya, ukurannya juga sama dengan
tempat mandi jaman sekarang. Hebat juga yah manusia jaman dulu sudah memiliki
ide yang fantastis sampai tempat mandi saja sudah sedetail itu. Benda-benda
disana semuanya terbuat dari batu. Bayangan saya langsung tertuju kepada Flintstones
yang sedang mandi disana.
Di situs batu cengkuk ternyata
tidak hanya Bathup, tapi ada juga kursi yang terbuat dari batu, menurut Bapak
Sujaya, Batu-batu kursi tersebut adalah bagian dari ruangan yang digunakan para
raja untuk berdiskusi pada jaman dahulu.
Bergeser ke dekat kolam disana
saya menjumpai pula batu berukuran besar sebesar tempat tidur orang dewasa lengkap dengan batu yang
menyerupai bantal dan guling. Saya berpikir sejenak, apakah ini beneran untuk
tidur?, namun jika diperhatikan dengan seksama memang sangat mirp sebuah tempat
tidur. Terus siapakah yang tidur diatas batu seperti itu. Ah..!!! apakah
mungkin flintstone? Dan saya pun mencari-cari sesuatu mungkin saja ada
kendaraan Flintstone disana,mobil yang terbuat dari batu. namun ternyata tidak
ada, yang saya temukan malah sesuatu yang Lagi-lagi membuat saya mesti bilang
wow dan takjub, karena selain tempat tidur dan Bathup disana juga dijumpai batu
yang mirip seperti perkakas dapur, ada batu cobek, dan batu besar yang memiliki
cekungan berdiameter sekitar 25 cm.
Tempat tidur yang terbuat dari batu lengkap dengan bantal guling dari batu juga |
Batu cengkuk yang di perkirakan digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras pada jaman megalitikum |
Bapak sujaya menjelaskan jika
batu tersebut diduga sebagai tempat untuk menumbuk padi sebelum menjadi beras. Namun
yang membuat kami semua heran adalah ukuran cekungan yang berjumlah 10 buah itu
memiliki ukuran yang sama. Pertanyaanya adalah bagaimana mereka dapat membuat
itu semua dan peralatan apa yang digunakan? Sampai sampai beberapa dinas
terkait masih mempelajari sisa-sisa peninggalan kebudayaan situs tugu batu
cengkuk tersebut.
karena di situs tersebut tidak
ditemukan mengenai literasi sedikitpun, alhasil Semuanya masih di pelajari
secara mendalam untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai situs Tugu
Batu cengkuk oleh beberapa tim khusus kepurbakalan.
Menurut saya ini sangat menarik
untuk dikunjungi, karena bisa kita bayangkan Flintsone pernah ada di indonesia
yang mandi dan juga tidur menggunakan semua peralatanya dari batu.
Terlepas dari situs tersebut
merupakan peninggalan kerajaan pajajaran atau petilasan Prabu siliwangi dan
mungkin juga Flintstones, bagi saya semua itu menakjubkan dan keren abis. Ternyata
peradaban jaman dahulu di indonesia sudah sangat maju. Bayangkan saja untuk
urusan mandi saja mereka membuat tempat mandi yang sangat mewah. Bebatuan besar
yang dibentuk menyerupai Bathup, lengkap dengan pembuanganya dan ukiran batunya
sangat detail.
Tentunya sudah jelas kenapa
UNESCO menjadikan kawasan sukabumi sebagai kawasan Geopark. Itu semua bukan
tanpa alasan yang dapat kita anggap remeh. So sebagai warga Negara yang baik
dan generasi abad jaman now kita lebih peduli lagi dengan lingkungan. Jangan sampai
tidak tau dengan kebudayaan sendiri yah, karena Flintstones juga ada di Indonesia.
#GEOPARKCILETUH
Perjalanan ke Situs Tugu Gede ini juga sebanding yaa dgn pemandangan dan situsnya sendiri.
ReplyDeleteIya yang pasti bikin saya pingin kembali lagi kesana
Delete